Tantangan Berbisnis di Era Teknologi Digital

 

Tantangan Berbisnis di Era Teknologi Digital




Perkembangan teknologi di era digital saat ini telah mencapai transformasi yang sangat cepat dan canggih. Kita menyadari bahwa kita tidak bisa menghindari teknologi digital karena teknologi ini telah menjadi bagian dari hidup kita. Salah satunya adalah pertumbuhan media sosial yang baru, industri berbasis website, dan aplikasi yang tak terbendung, serta perkembangan mobilephone yang kian beralih menjadi smartphone dengan kecanggihan IoT (Internet of Things).  Namun, berkembangnya teknologi digital ini tidak serta merta memberikan nilai positif bagi kita yang mengkonsumsinya. Teknologi digital juga memberi efek disrupsi terhadap perkembangan usaha dan bisnis konvensional. Maka, tantangan bagi kita bagaimana dapat memanfaatkan teknologi tersebut semaksimal mungkin apalagi ketika teknologi digital menjadi bagian dari strategi pengembangan sebuah bisnis atau wirausaha. Penggunaan teknologi digital seperti halnya pertumbuhan start-up business menjadi harga mati yang harus dihadapi para pelaku wirausaha sebagai pilihan utama untuk memulai bisnis dalam sektor apapun. Cukup disayangkan 7 dari 10 anak muda yang berkeinginan menjadi pengusaha tidak mengetahui cara yang tepat untuk memulainya. Bahkan fakta yang mengejutkan hanya 25% saja dari bisnis atau wirausaha yang telah dirintis tersebut mampu bertahan di periode berikutnya.

Berdasarkan fenomena tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Kristen Maranatha Bandung menyelenggarakan pelatihan untuk pelaku bisnis terutama UMKM melalui wokshop yang diadakan di GJKI Andir – Bandung.

Pelatihan pertama dibawakan oleh Edhy Surbakty, MBA., CA., CPA. Beliau memaparkan bahwa terdapat 5 tips yang perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha, di era digital saat ini. Hal pertama adalah ‘Riset Pasar’. Riset pasar harus dilakukan pertama kali dikarenakan antara produk yang dihasilkan dan pasar yang dimasuki harus bersinergi. Prinsipnya adalah sebaiknya berfokus pada pengembangan 1 produk di 1 pasar. Kedua adalah ‘Riset Produk’. Hal ini dilakukan bersamaan dengan riset pasar. UMKM dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Youtube, Google Trends, dan Google Keyword PlannerKetiga mempersiapkan ‘Logo dan Kemasan’ karena setelah target pasar teridentifikasi, tahapan lainnya adalah merancang logo dan kemasan produk. Pelaku UMKM bisa mencari ide melalui Pinterest dan merancang desain sendiri dengan menggunakan Canva. Hal keempat yang perlu diperhatikan adalah ‘Pemasaran’. Berbicara mengenai pemasaran, hal ini merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pelaku UMKM bisa menggunakan beberapa platform aktivitas digital marketing yang terkukur seperti Google Adds, Facebook, Instagram, dan TikTok Ads atau dengan memanfaatkan media sosial pribadi yang dimiliki untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Terakhir yang kelima adalah ‘Keuangan’. Permasalahan keuangan adalah masalah terbesar. Prinsip yang harus dipegang adalah “Pisahkan antara uang pribadi dan uang yang dipakai untuk berbisnis”. Untuk mengantisipasi permasalahan yang ada, saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi dan melaporkan hasil usaha.


Dr. Tan Kwang En, S.E., M.Si., Ak., CA selanjutnya pada pelatihan kedua memaparkan bahwa ada tiga tujuan UMKM dari beberapa tujuan lain dalam memanfaatkan teknologi digital. Pertama, pemanfaatan teknologi digital yang tepat guna dapat memberikan akses untuk ‘mempermudah kolaborasi’. Ada sebuah istilah “untuk mendapatkan ikan yang tepat, kita harus menggunakan umpan yang sesuai”. Kolaborasi di dalam bisnis dikenal dengan istilah cross promotionCross promotion yang tepat dapat terjadi jika kita bisa memahami calon partner kita seperti apa, dan mencari tahu kebutuhannya agar sesuai dengan pola bisnis yang diharapkan. Cross promotion bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti media sosial, podcast, dan berbagai media yang mendukung. 

Tujuan kedua adalah  menciptakan pengalaman yang positif bagi konsumen. “Apa yang dialami dan apa yang dirasakan”, hal inilah yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis, sehingga tercipta consumer satisfaction dan pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan cross selling dan up selling. Selain itu, penggunaan chatbot akan membantu menciptakan pengalaman yang positif untuk konsumen. 

Ketiga adalah ‘pencatatan keuangan’.  Pencatatan keuangan adalah hal yang mutlak, sehingga pelaku bisnis tidak hilang arah. Perkembangan teknologi digital dengan berbagai aplikasi yang ada juga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya mengukur seberapa berhasilkah bisnis ini berjalan dari faktor keuangan. Ada beberapa aplikasi pencatatan keuangan yang sederhana seperti Microsoft Excel atau Lamikro yang dapat diunduh melalui komputer atau jika dengan menggunakan smartphone dapat melalui playstore atau appstore.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini mempersiapkan para peserta untuk mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan diri demi kemajuan bisnis masing-masing. Pelatihan ini diharapkan menjadikan peserta terbuka melihat teknologi digital ini sebagai tantangan. Oleh karena itu, jangan takut untuk terus berbisnis dengan menggunakan teknologi di era digital dalam mencari peluang untuk maju. (ed.abe)

Komentar